Berapa Banyak Kenangan yang Tertinggal di Liked Songs Spotify?

Alinaone.org – Pernah nggak sih, kamu lagi scroll playlist Liked Songs di Spotify, terus tiba-tiba senyum sendiri? Atau malah, nyesek kayak ditampar kenangan yang udah dikubur dalam-dalam? Nah, itulah keajaiban Liked Songs bukan sekadar daftar lagu, tapi museum rahasia dari hati kita yang nggak pernah benar-benar move on.

Di permukaannya, Liked Songs cuma sekumpulan lagu. Tapi, kalau kita gali lebih dalam, di sanalah tempat berbagai kenangan diam-diam bernafas. Setiap lagu punya cerita. Setiap nada adalah sisa gema dari hari-hari yang pernah kita rayakan… atau tangisi.

Berapa Banyak Kenangan yang Tertinggal di Liked Songs Spotify?

Lagu pertama yang kamu like, mungkin dulu kamu putar berulang kali sambil nunggu balasan chat dari dia yang sekarang bahkan udah nggak ingat namamu. Lagu kedua? Diputar saat kamu naik bus malam, memandangi lampu-lampu kota yang kabur di kaca jendela berembun. Waktu itu kamu merasa sendiri, tapi anehnya lagu itu justru bikin kamu merasa utuh.

Baca Juga : Dari Hujan sampai Mantan Spotify Punya Playlistnya

Lucu, ya? Lagu bisa jadi semacam perangko kenangan. Sekali ditempel, susah dicabut. Bahkan saat memorinya udah kabur, lagunya masih menyala seolah bilang, “Hey, ingat aku?”

Spotify mungkin nggak sadar, tapi setiap kali kita menekan tombol hati itu, kita sebenarnya sedang menyematkan rasa. Rasa rindu, rasa syukur, rasa kehilangan, bahkan rasa malu.

Kadang, kita like lagu cuma karena nadanya enak. Tapi besoknya, ternyata liriknya ‘ngehantam’ banget. Dan boom! Lagu itu resmi masuk jajaran lagu wajib saat hujan turun atau saat malam terasa terlalu sunyi.

Di balik setiap like, ada emosi yang tertinggal. Kadang itu cinta yang nggak sampai. Kadang itu tawa yang nggak sempat dibagikan. Dan kadang… itu cuma kamu, duduk di pojokan kamar, ditemani lagu yang tahu persis betapa rumitnya perasaanmu.

Playlist yang Tak Pernah Kamu Susun

Uniknya, Liked Songs itu kayak tumpukan surat cinta yang nggak pernah dikirim. Nggak terorganisir. Nggak tertata. Tapi penuh arti.

Kadang kamu scroll ke bawah, nemu lagu yang udah bertahun-tahun nggak kamu dengerin. Terus kamu mikir, “Ih, kok gue dulu suka lagu ini?” Tapi detik berikutnya, kamu malah nyanyi pelan, hafal setiap baitnya. Ternyata, otak bisa lupa, tapi hati nyimpen dengan caranya sendiri.

Ada juga lagu-lagu yang kamu like di masa-masa sulit. Saat dunia rasanya pengap, dan satu-satunya pelarian adalah musik yang ngerti rasa hancurmu. Lagu-lagu itu sekarang jadi penanda bahwa kamu pernah rapuh dan berhasil bertahan.

Sajak Diam dalam Liked Songs

Bisa dibilang, Liked Songs adalah puisi panjang yang kamu tulis tanpa pena. Lagu-lagunya bukan disusun berdasarkan genre atau artis, tapi berdasarkan momen.

Ada lagu yang kamu putar pas jatuh cinta pertama kali. Ada lagu yang menemani air mata saat kehilangan orang tersayang. Ada juga lagu random yang kamu like cuma karena nadanya bikin kepala goyang.

Semua lagu itu, walau tak saling nyambung secara musikal, justru saling merangkul secara emosional. Mereka seperti bintang-bintang di langit hati, yang menyala satu-satu di waktu yang berbeda.

Anehnya, Liked Songs itu lebih jujur daripada diary. Karena kamu nggak berpikir dua kali saat mengklik tombol hati. Dan karena nggak ada niat buat dikurasi, justru itulah kenapa playlist ini terasa paling autentik.

Dulu kamu mungkin suka lagu EDM, karena hidupmu penuh euforia. Sekarang lebih suka lagu akustik karena kamu lagi mencari ketenangan. Itu semua terekam tanpa kamu sadari. Dan ketika kamu putar ulang, kamu seperti membaca sejarah emosimu sendiri.

Waktu bisa mengaburkan detail. Tapi lagu? Lagu punya cara sendiri buat menghidupkan kembali rasa yang sempat hilang.

Kenangan yang Tertinggal Tanpa Sadar

Kamu mungkin nggak ingat kenapa nge-like satu lagu tertentu. Tapi begitu didengerin lagi, rasanya kayak diseret kembali ke masa itu. Aroma hujan, rasa kopi dingin, tatapan seseorang yang kamu kira akan selamanya—semua muncul bersamaan.

Sebuah ironi manis: lagu yang kamu pikir cuma filler playlist, ternyata jadi soundtrack kenangan paling penting dalam hidupmu. Kadang lagu itu bahkan nggak populer. Tapi buatmu, lagu itu suci. Karena dia satu-satunya yang masih menyimpan sisa rasa dari masa yang udah berlalu.

Pernah kepikiran mau bersih-bersih Liked Songs? Menghapus lagu-lagu yang ‘terlalu’ menyakitkan? Yang liriknya masih bisa bikin hati bergetar, walau udah lewat bertahun-tahun?

Tapi tanganmu ragu. Karena kamu tahu, dengan menghapus lagu itu, kamu juga menghapus bagian dari dirimu. Bagian yang rapuh, tapi pernah sangat hidup.

Dan akhirnya, kamu biarin lagu itu tetap di sana. Diam. Tapi selalu ada. Seperti hantu manis yang kadang muncul di malam hari, cuma buat bilang, “Hei, kamu pernah sebegitu hidupnya, lho.”

Liked Songs Adalah Kamu

Bisa jadi, kalau seseorang ingin benar-benar mengenalmu, mereka cukup mendengarkan Liked Songs-mu. Tanpa kamu jelaskan apa-apa, lagu-lagu itu akan berbicara. Tentang siapa kamu. Tentang apa yang pernah kamu alami. Tentang rasa yang bahkan nggak sanggup kamu tulis di status WhatsApp.

Baca Juga : Kenapa Lagu Lama Lebih Ngena? Spotify Punya Jawabannya

Di balik beat dan melodi, terselip kejujuran paling telanjang. Sebuah potret emosional yang nggak bisa dibohongi.

Spotify mungkin nggak pernah tahu, tapi tombol like itu bukan cuma buat algoritma. Itu adalah tempat kamu menggantungkan sepotong jiwa.

Jadi, berapa banyak kenangan yang tertinggal di Liked Songs Spotify?

Jawabannya: sebanyak detak yang pernah kau simpan dalam diam.

Karena setiap lagu adalah cermin. Dan setiap cermin punya bayangan yang tak selalu ingin kita lihat—tapi kita tahu mereka ada. Menunggu. Diam-diam. Setia. Seperti lagu yang selalu ada di daftar, walau tak lagi sering diputar.

url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url url